Tuesday, March 27, 2007

Ibu Mila is Back!


Seluruh kru pendukung film Suster N sangat gembira menyambut Ibu Mila Karmila kembali ke lokasi pengambilan gambar. Setelah kecelakaan yang terjadi pada hari Kamis Malam, 22 Maret 2007 di Subang, Ibu Mila Karmila mengalami luka di kepala dan tangan-- sehingga mendapat sepuluh jahitan-- serta tekanan darahnya meninggi lantaran shocked. Setelah sempat dirawat di RSU Subang, Ibu Mila meneruskan istirahat di Jakarta selama beberapa hari dan puji syukur pada Tuhan yang Maha Baik, kini Ibu Mila telah kembali pulih seperti sedia kala. Dalam foto di atas nampak Ibu Mila setelah kembali berperan, mendampingi Ibu Ade Irawan dan Ibu Ratna Riantiarno.

We love you Ibu Mila...

Friday, March 23, 2007

Mohon Doa Restu


Pada Kamis malam, tanggal 22 maret 2007, aktris senior kita, Ibu Mila Karmila, yang berperan sebagai Ibu Friska dalam film Suster N mengalami kecelakaan pada saat break makan malam di lokasi pengambilan gambar film Suster N di Subang.
Kami semua, kru di belakang produksi film Suster N, merasa prihatin dan berharap keadaan Ibu Mila segera sembuh seperti sedia kala.
Mohon doanya ya.

Monday, March 12, 2007

Tips dari Westi (2)

Halo apa kabar?
Hari ini saya ingin mencatatkan lagi tips dari dua sahabat dan rekan kerja saya, Tommy Helmi dan Rievy Indriasari, dalam membesut SUSTER N. Kak Tom, begitu Tommy Helmi biasa disapa, dan Rievy adalah astrada 1 dan 2 dalam film ini. Kehadiran dua pekerja keras yang selalu menyunggingkan senyum itu membuat saya merasa kian percaya diri bisa membesut film SUSTER N dengan baik, Insya Allah...

Kak Tom yang tak terpisahkan dengan laptopnya itu adalah yang mengatur semua jadwal syuting secara sangat efisien. Hal itu bukan pekerjaan mudah mengingat para bintang yang bekerjasama dalam film SUSTER N berjumlah cukup banyak dan kegiatan syuting pun didominasi lokasi di luar kota Jakarta. "Yang ideal, pertimbangan utama membuat jadwal adalah berdasarkan set dan lokasi," ujar Kak Tom, "Setelah itu baru kita pertimbangkan schedule pemainnya". Itulah sebenarnya cara kerja yang terbaik. Meski begitu kami tidak menutup mata adanya banyak film yang dibesut dengan pertimbangan khusus sehingga mengutamakan lowongnya waktu sang pemain film sebagai acuan utama pembuatan jadwal syuting. "Semua memang tergantung kebutuhan," ujar Kak Tom dengan bijak.
Beda lagi dengan Rievy, lulusan Fakultas Film & TV IKJ pada 2003 ini tak peduli dengan nasehat don't mix business with pleasure. Gadis penakut ini justru menggarisbawahi kata "pleasure" itu untuk menentukan "business"yang ia geluti. Dalam film SUSTER N ternyata faktor pleasure itu adalah keasyikan yang ia dapatkan saat bekerja dalam tim produksi SUSTER N yang didominasi kru seniman cewek. "Kerja bareng cewek-cewek ternyata seru, nggak berasa kerja tapi filmnya jadi!," papar Rievy yang sebelumnya sempat menjadi astrada serial Me vs High Heels. "Konsep kerja kita adalah konsep keluarga besar sehingga hubungan kerja menjadi sangat akrab," jelasnya lagi. Maka jangan heran kalau kami tak pernah stress karena jika sudah mulai terasa pusing "keluarga besar" ini siap jalan-jalan bareng, makan bareng, dan tentu saja menggosip bareng...ooops!
salam,
Viva Westi

Bob Seven Pemeran Jo dalam SUSTER N




Salah seorang pemeran utama film SUSTER N adalah bintang muda berbakat Bob Seven. Wajah Bob selama ini mudah dijumpai terpampang dalam print ad maupun papan billboard kartu seluler XL Bebas dan Bir Bintang. Bob yang menjadi pemain pendukung film Kuntilanak dan juga tampil pada sinetron Nyanyian Cinta dan Insyaf ini juga menjadi model videoklip Rio Febrian serta Ratu yang berjudul Teman tapi Mesra . Pemuda kelahiran Makassar 25 Oktober 1977 ini dalam film SUSTER N terpilih melalui proses casting yang ketat untuk berperan sebagai Jonathan.

"Amazing banget buat saya, bisa berhasil ikut dalam tim ini." ujar Bob yang jangkungnya 177 cm ini. "Cerita yang ditawarkan SUSTER N sangat menarik buat saya karena berbeda dari jenis cerita horor yang sudah saya tonton selama ini. Ceritanya tak mudah ditebak dan banyak karakter yang menarik." Bob lalu menutup kalimatnya dengan senyum lebar. Katanya, "Film SUSTER N ini pemainnya banyak, pemain-pemain senior pula! Jadi saya bisa belajar akting lebih banyak lagi kannnn...."




Sunday, March 4, 2007

Tips dari Westi



Film SUSTER N yang kini sedang memasuki tahap pra-produksi, melibatkan kru kecil yang kompak dan sangat saya percaya. Salah satu tandem saya dalam produksi ini yang ingin saya perkenalkan adalah Regina Anindita, sahabat dan DoP saya yang dedikasi dan etos kerjanya tak perlu saya ragukan lagi. Untuk itu pula saya akan mensarikan tips dari Regina sebagai content pertama catatan "Tips dari Westi" ini.

Regina adalah seorang perempuan yang mengaku penakut. "Untuk membayangkan shot aja takut," ungkap Regina, namun ia sudah membesut film horor untuk televisi Janji Bidadari bersama saya tahun lalu. Lalu, bagaimana seorang penakut harus mampu melahirkan karya yang memukau dalam genre horror? Inilah tips dari Regina. "Yang paling penting adalah, semuanya harus bermula dari niat baik. Dengan adanya niat baik, se-horror apapun tempat yang kita pakai bekerja, akan menjadi tempat yang baik pula," kata Regina dengan bijak. Saya sepakat, kita memang harus memulai segalanya dengan niatan yang baik, agar pekerjaan yang kita lakukan bermanfaat.

Selain itu Regina yang tangguh dalam bekerja juga memberikan tips bagi seluruh kru agar selalu menjaga stamina. Meski pun tim kami didominasi kru berusia muda, tidak harus membuat kami "lupa daratan" dalam bekerja. "Pekerjaan membuat film seperti ini sangat menuntut stamina yang fit oleh karena itu kesehatan harus benar-benar dijaga. Antara lain caranya dengan menghindari kerja nonstop 24 jam, dari pagi ke pagi lagi," tambah Regina yang tak ingin staminanya menurun pada usia tua karena jor-joran bekerja di kala muda.

Lalu, apakah Regina sekarang sudah menjadi pemberani? Director of Photography satu itu tersenyum lebar dan menggeleng. "Tetep aja harus ditemani kalau sedang menge-set lampu," ujarnya. Meski begitu ia sedikit tenang setelah menonton The Sixth Sense yang antara lain membuatnya percaya bahwa hantu itu akan melakukan penampakan hanya jika ia mengalami masalah. "Dengan begitu kalau ada hantu menunjukkan diri, kita seharusnya tidak perlu terlalu takut karena kita bisa menolong dia." Aih Regina, bener nih kamu mau menolong hantu- hantu yang melakukan penampakan....? Hi tatuuuut....:-))

salam,
Viva Westi